BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Transpirasi
merupakan prosos hilangnya air dari jaringan hidup dalam bentuk uap air melalui
stomata dan kutikula. Proses kehilangan air terbesar maluli stomata.
Transpirasi pada tumbuhan yang memiliki daun sedikit terjadi di kutikula.
Transpirasi umumnya terjadi ketika stomata terbuka saat proses fotosintesis. Transpirasi
sangat dipengaruhi oleh bebrapa factor internal dan eksternal pada tumbuahan
seperti kadar karbondioksida, ukuran tumbuhan, suhu, cahaya, aliran udara,
kelembaban, serta ketersediaan air. Pembukaan dan penutupan stomata dipengaruhi
oleh beberapa factor tersebut, terbuak dan tertutupnya stomata dikontrol oleh
perubahan tekanan turgor sel yang berkorelasi dengan kadar ion kalium. Saat
stomata terbuka, terjadi pertukaran gas pada daun dengan udara
sekitar(atmosfer) dan air akan menguap atau hialang ke udara. Trasnpirasi tidak
dapat dihentikan atau dihindari oleh tumbuhan dan jika berlebihan akan
merugikan karena akan membuat layu tumbuhan bahkan mati.
Air yang diambil
oleh akar lebih dari 20%-nya dikeluarkan kembali ke udara dalam bentuk uap air.
Uap air yang berasal dari transpirasi oleh tumbuhan tingkat tinggi berasal dari
daun selain dari bunga, batang dan buah.
Arus transpirasi air dan ion organic terlarut dari akar ke daun melalui
xylem merupakan efek terjadinya traspirasi. Transpirasi diaggap penting karena
mengatur daya angkut air ke atas pada tanaman dan mengatur suhu pada tanaman .
pada kondisi transpirasi yang tinggi akan menyebabkan tingginya konsumsi air
oleh tumbuahan dan mengakibatkan akar tanaman bekerja lebih keras dengan cara
memperluas jangkauan serapannya.
Setiap tumbuhan
memiliki mekanismenya sendiri dalam mengatur laju transpirasi untuk
keberlangsungan kehidupannya seperti pada kaktus, jati, akasia, bahkan padi pun
memiliki mekanisme tersendiri dalam mengatur laju transpirasinya. Pada jati dan
akasia pengaturan transpirasi saat musim kemarau denagn menggugurkan daunnya
atau sering disebut meranggas. Pada kaktus pengaturan laju transpirasinya
adalah tidak menumbuhan sehelaipun daun serta menggantinya dengan duri dan
membungkus tubuhnya dengan lapisain lilin tipis yang diproduksi oleh tubuhnya
sendiri untuk mengurangi penguapan dan gangguan dari OPT.
1.2 Tujuan
Praktikan dapat mengetahui pristiwa transport air pada
batang tanaman.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Transpirasi
adalah kehilangan air karena penguapan melalui bagian dalam tubuh tanaman,
yaitu air yang diserap oleh akar-akar tanaman, dipergunakan untuk membentuk
jaringan tanam-an dan kemudian dilepaskan melalui daun ke atmosfir (Purba,
2011). Sebagian air mengguap melalui batang, tetapi kehilangan air umunya
berlangsung melalu daun. Dikenal dua jenis transpirasi, transpirasi stomata dan
transpirasi kutikula (Tjitrosomo, 1987).
Factor – factor yang mempengaruhi tranpirasi terdapat pada tanaman itu
sendiri dan lingkungan. Factor-faktor lingkungan yang mempengaruhi seperti
radiasi matahari, tempratur, kelembaban relative, dan angin. Factor- factor
pada tumbuhan seperti penutupan stomata, jumlah dan ukuran stomata, jumlah
daun, dan pelipatan daun (Gardner, 1991
) ; (Dwidjoseputro, 1992)
Hasil analisis
sidik ragam menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan naungan dan ketersediaan air
tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan pada indeks stomata. Indeks stomata
tertinggi yaitu 10,67 terdapat pada interaksi perlakuan tanpa naungan dan
ketersediaan air 100% kapasitas lapang, sedangkan indeks stomata terendah yaitu
6,02 terdapat pada kombinasi perlakuan naungan 75% dan ketersediaan air 40%
kapasitas lapang. Ada kecenderungan semakin meningkat cahaya yang diterima
tumbuhan, maka indeks stomatanya semakin tinggi (Anggarwulan, 2008).
Translokasi
melalui xylem berupa unsur hara yang dimulai dari akar terus ke
organ-organ,seperti daun untuk diproses dengan kegiatan fotosintesis. Stressair
memperlihatkan pengaruhnya melalui terhambatnya proses translokasi. Pengaruhnya
tidak langsung terhadap produksi adalah berkurangnya penyerapan hara dari
tanah. Berkurangnya penyerapan unsur hara akan menghasilkan laju sintesis bahan
kering (antara lain protein) yang rendah pula. Cahaya dan air memegang peranan
penting dalam proses fotosintesis. Laju fotosintesis akan berpengaruh pada
kadar N daun (Anggarwulan, 2008) .
Peran
transpirasi pada tumbuhan sangatbanyak namun yang terpenting adalah
untukmelepas energi yang diterima dari radiasimatahari. Energi matahari yang
digunakan untukfotosintesis hanya 2% atau kurang, sehinggaselebihnya harus
dilepaskan ke lingkungan, baikdengan pancaran, hantaran secara fisik
dansebagian besar untuk menguapkan air (Santosa,1990). Ion K sangat
berpengaruhterhadap kemungkinan keluar masuknya bahanterlarut ke sel penutup,
sehingga terjadi perubahan permeabilitas pada membrannya (Haryati, 2009) .
Respons yang
pertama kali dapat diamati pada tanaman yang kekurangan air ialah penurunan
conductance yang disebabkan oleh berkurangnya tekanan turgor. Hal ini mengakibatkan
laju transpirasi berkurang, dehidrasi jaringan dan pertumbuhan organ menjadi
lambat, sehingga luas daun yang terbentuk saat kekeringan lebih kecil.
Kekeringan pada tanaman dapat menyebabkan menutupnya stomata,sehingga
mengurangi pengambilan CO2dan menurunkan berat kering ( Ai et al, 2010 dalam Lawlor, 1993; Samaatmadja et al., 1985).
Terjadinya
peningkatan susut berat pada cabai rawit putih selama penyimpanan disebabkan
juga oleh proses fisiologis, adanya mikroba patogen dan luka mekanis. Susut
berat karena proses fisiologis adalah akibat dari terjadinya proses
transpirasi, respirasi yang ditimbulkan oleh suhu tinggi (suhu kamar) dan suhu rendah. Selain
dapat menghambat respirasi, pendinginan juga dapat menyebabkan warna kulit luar
menjadi coklat kehitaman. Warna kulit luar yang menjadi coklat kehitaman ini
disebabkan karena adanya proses transpirasi pada cabai. Sedangkanpada suhu 20°C
dan 29°C (suhu kamar) hari ke 15 terjadi pula perubahan lain selain warna,
yaitu tekstur buah cabai menjadi lunak dan keriput. Hal ini disebabkan oleh
oksidasi pektin dimana pada saat pematangan pektin tidak mampu lagi mengikat
air pada buah cabai sehingga air yang keluar semakin besar dan mengakibatkan
tekstur buah cabai menjadi lunak dan keriput (Rachmawati, 2009).
Menurut
Salisbury dan Ross (1995) tidak semua spesias stomatanya peka terdadap
kelembaban atmosfer. Stomata akan menutup bila selisih kandungan uap air
diudara dan ruang antar sel melebihi tiitk kritis. Hal ini disebabkan oleh
gradien uap yang tajam mendorong penutupan stomata, respon paling cepat
terhadap kelembaban yang rendah terjadi pada saat tingkat cahaya rendah. Hasil
penelitian menunjukkan adanya beda nyata lebar porus stomata siang hari dengan
pagi dan sore hari. Hal ini diduga suhu tinggi 30-350 C biasanya
stomata menutup/menutup sedikit sebagai respon tidak langsung terhadap keadaan
rawan air dan laju respirasi, sehingga CO2 dalam daun juga naik. Disamping itu
juga tanaman berusaha memperkecil transpirasi untuk mencegah kekeringan. Adanya
faktor dalam tumbuhan maka penyerapan air hampir setara denga transpirasi bila
penyediaan air cukup (Haryati 2009).
BAB 3. BAHAN DAN METODE
3. 1 Tempat dan Waktu
Praktikum
ini dilakukan di laboratorium Fisiologi
Tanaman lantai 2 Fakultas Pertanian Universitas
Jember pada tanggal 30 Maret
2013 pukul 07.00 WIB sampai dengan selesai.
3.2
Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Timbangan Analitik
ketelitian 0,01 g
2. Botol kaca
3. Pisau
4.
Penggaris
3.2.2 Bahan
1. Tanaman pacar air
2. Eosin
3. Air
4.
Parafin padat
3.3
Cara kerja
1.
Menyiapkan batang tumbuhan pacar air sepanjang 20 cm dan batang tumbuhan pacar
air sepanjang 20cm dengan membiarkan organ-organ daun bunga
2.
memotong miring pangkal pucuk batang tanaman pacar air di dalam air dengan
pisau yang tajam dan segera memasukkan potongan tanaman tersebut pada botol
yang telah berisi air dan eosin. Beri jarak lebih kurang 2 cm dari pangkal
bawah batang dari dasar botol.
3.
memberikan paraffin padat pada mulut botol untuk menghindari kemungkinan
terjadinya penguapan. Pengamatan dilakukan setiap 45 menit sekali, dengan cara
menimbang botol besrta perlengkapannya dan mencatatnya serta mengamati
perubahan warna pada batang tanaman akibat pemberian eosin. Mengulangi
pengukuran sebanyak 2 kali.
BAB
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
NO
|
PERLAKUAN
|
BERAT AWAL
|
BERAT AKHIR
|
1
|
DIKUPIR
|
554 GRAM
|
550,8 GRAM
|
2
|
TIDAK DIKUPIR
|
543 GRAM
|
542,0 GRAM
|
3
|
DIKUPIR
|
538 GRAM
|
537,3 GRAM
|
4
|
TIDAK DIKUPIR
|
593 GRAM
|
592,5 GRAM
|
4.2
Pembahasan
Air merupakan
unsur pokok yang menyusun tumbuhan, sekitar 75-80% tubuh tumbuhan adalah air.
Untuk melanjutkan siklus hidupnya tanaman memerlukan air, untuk fotosintesis
maupun respirasi. Namun setiap jenis tumbuhanmemiliki spesifikasinya sendiri
terhadap kebutuhan akan air, bila kandungan air di lingkungannya kurang atau
berlebihan sama-sama tidak baik untuk tumbuhan, tumbuhan akan layu bahkan mati.
Beberapa peran air pada tanaman seperti penyusun protoplasma, molekul makro
dalam protoplasma seperti karbohidrat, protein, pektin dan lain-lain membentuk
struktur yang unik bersosialisasi dengan molekul air. Air juga berfungsi
sebagai zat pelarut. Sebagai alat transport pemindah hara, bahan yang diangkut
berupa mineral dalam tanah, dan juga jasil fotosintsis serta olahan lainnya.
Menjadi medium dan bahan dasar berlangsungnya reaksi biokimia. Serta sistem
pengatur suhu.
Transpirasi
merupakan prosos hilangnya air dari jaringan hidup dalam bentuk uap air melalui
stomata dan kutikula. Proses kehilangan air terbesar maluli stomata.
Transpirasi pada tumbuhan yang memiliki daun sedikit terjadi di kutikula.
Transpirasi umumnya terjadi ketika stomata terbuka saat proses fotosintesis.
Transpirasi berkaitan dengan transpor air, semakin tinggi laji transpirasi
semakin tinggi pula transport air menuju jaringan-jaringan tumbuhan ini
disebabkan karena transpirasi pada dasarnya menguapkan air dengan maksud
menjaga kesetabilan suhu di dalam jarinagn tanaman.
Transpirasi
sangat dipengaruhi oleh bebrapa factor internal dan eksternal pada tumbuahan
seperti kadar karbondioksida, ukuran tumbuhan, suhu, cahaya, aliran udara,
kelembaban, serta ketersediaan air. Factor – factor yang mempengaruhi
tranpirasi terdapat pada tanaman itu sendiri dan lingkungan. Factor-faktor
lingkungan yang mempengaruhi seperti radiasi matahari, tempratur, kelembaban
relative, dan angin. Factor- factor pada tumbuhan seperti penutupan stomata,
jumlah dan ukuran stomata, jumlah daun,
dan pelipatan daun (Gardner, 1991 ) ; (Dwidjoseputro, 1992)
Xilem dan floem
merupakan suatu jaringan pengangkut yang terdapat pada tanaman. Xilem memiliki
peran sebagai pengangkut air dan larutan mineral dan hara dan di distribusikan
ke seluruh jaringan tanaman yang membutuhkan. Floem berfungsi sebagai jaringan
pengangkut hasil fotosintesis untuk di sebarkan ke suluruh jaringan tanaman.
Pada data pengamatan praktikum didapatkan
hasil yang berbeda pada literatur. Menurut Gardner (1991) dan Dwidjoseputro
(1992) penutupan stomata, jumlah daun dan ukuran daun, serta jumlah stomata
mempengaruhi laju transpirasi. Laju transpirasi berkaita terhadap transport air
pada tanaman. Terlihat pada data bahwa tumbuhan pacar air yang dikupir daunnya
(no.1) memberikan hasil transpirasi terbesar dengan pengurang bobot hingga 4
gram, dan pada tanaman yang tidak dikupir daunnya rata-rata hanya mengalami pengurangan
bobot sebesar 1 gram saja. Ini
membuktikan kebiasan dari data yang diperoleh. Data yang seharusnya diperoleh adalah dengan tumbuhan
pacar air yang ada daunnya menghasilkan transpirasi lebih banyak dari pada
transpirasi pada tumbuhan pacar air yang dikupir daunnya, karena beberapa
faktor seperti jumlah dan luas daun serta jumlah stomata berpengaruh terhadap
laju transpirasi.
BAB
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Tanaman pacar
air yang dikupir daunnya memiliki tingkat laju transpirasi terbesar denga
pengurang bobot tanaman rata-rata 2,25 gram, sedangkan pada tnaman yang tidak
dikupir daunnya memberikan hasil pengurangan bobot hanya rata-rata kurang dari
1 gram.
5.2 Saran
Praktikan harus
lebih teliti lagi dalam menimbang bobot tanaman di awal dan akhir pengamatan
agar tidak menghasilkan data yang bias. Waktu yang dibutuhkan untuk pengamatan
juga masih kurang, ini menyebabkan hasil
transpirasi kurang teliti
DAFTAR PUSTAKA
Ai, Nio Song, dkk. 2010. Evaluasi
indikator Toleransi Cekaman Kekeringan Pada Fase Perkecambahan Padi (Oryza
sativa L.). Biologi 14(1): 50-54.
Anggarwulan, et
al. 2008. Karakter Fisiologi Kimpul Pada Variasi Naungan dan Ketersediaan
Air. Biodiversitas 9 (4): 264-268
Dwidjoseputro. 1992. Pengantar fisiologi Tumbuhan.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Gardner P, et
al. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta: Universitas Indonesia.
Haryanti,
Sri. 2009. Optimalisasi Pembukaan Porus
Stomata Daun Kedelai (Glycine max (L) merril) Pada Pagi Hari dan Sore. Bioma
11(1): 18-23.
Purba H J. 2011. Kebutuhan dan Cara Pemberian Air
Irigasi untuk Tanaman Padi Sawah. Sains
dan Teknologi 10(3):145-150
Salisbury. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB Press.
Suhartono, dkk. 2008. Pengaruh Interval Pemberian
Air Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glicine Max (L) merril)
Pada Berbagai Jenis Tanah. Embryo 5(1): 98-112.
Tjitrosomo, Siti S. 1987. Botani Umum 2. Bandung: Angkasa.